Gunung Nur (jabal Nur) atau Gua Hira
terletak di arah timur laut Masjid haram. Berada di jalur jalan Thaif (Sael),
sekitar 4 km dari Masjid Haram. Tingginya sekitar 281 m, dan puncaknya mirip
punuk unta. Luasnya sekitar 5 km2.
Pada bagian depanya terdapat belahan, yang
memungkinakan kita di sana untuk memandang ke Masjid Haram. Panjang gua Hira
sekitar 3m.
Gunung Gua Hira adalah gunung
yangdigunakan oleh Rasulullah SAW untuk berkhalwat (menyendiri) di dalamnya dan
beribadah sebelumbeliau diangkat menjadi rasul. Malaikat Jibril turun dan
datang kepadanya pertama kali ketika beliau ada di gua Hira. Malaikat Jibril
menyampaikan wahyu pertama yaitu surat Al Alaq 1-5.
Hadits tentang turunnya wahyu diriwayatkan
dari Aisyah RA. Berkata: “pertama turunya wahyu kepada Rasulullah SAW dalam
bentuk mimpi yang benar waktu beliau tidur. Biasanya mimpi itu terlihat jelas
oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik
untuk mengasingkan diri (khalwat) ke Gua Hira. Di situ beliau beribadah selama
beberapa malam, dan tidak pulang ke rumah istrinya. Untuk itu belaiu membawa
perbekalan secukupnya. Setelah perbekalan habis, beliau kembali kepada
Khadijah, untuk mengambil lagi perbekalan secukupnya. Kemudian beliau kembali
ke Gua Hira, hungga suatu ketika datang kepadanya kebenaran (wahyu), yaitu
sewaktu beliau masih berada di Gua Hira. Malikat datang kepadanya, lalu
berkata, “Bacalah” Nabi menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. Nabi menceritakan “Maka
aku ditarik dan dipeluknya hingga aku kepayahan. Lalu aku dilepaskannya dan
disuruh membaca. Malaikat berkata “Bacalah” aku menjawab “Aku tidak bisa
membaca”. Maka aku ditarik dan dipeluknya hingga aku kepayahan. Lalu aku
dilepaskannya dan disuruh membaca. “Bacalah” kujawab “Aku tidak bisa membaca.” Maka
aku ditarik dan dipeluknya untuk ketiga kali. Kemudian aku dilepaskannya sambil
dia berkata “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah yang Maha
Pemurah. (QS. Al Alaq).
Ia adalah gunung yang diperintahkan oleh
Rasulullah dalam sabdanya: “tenanglah wahai (gunung) Hira”. Sebagai dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah RA
عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان على جبل
حراء فتحرك فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم "اسكن حراء فما عليك إلا نبي
وصديق وشهيد". وكان عليه النبي صلى الله عليه وسلم وأبو بكر وعمر وعثمان وعلي
وطلحة والزبير وسعد بن أبي وقاص رضي الله عنهم ( أحرجه مسلم )
bahwa Rasulullah
SAW, suatu ketika berada di atas gunung Hira, lalu gunung itu bergerak, maka
Rasulullah SAW bersabda: “Tenanglah wahai (gunung) Hira, karena yang diatasmu
tidak lain adalah seorang nabi, teman yang jujur (ash shiddiq) atau orang yang
syahid.” Dan pada waktu itu yang ada di atas gunung adalah Rasulullah SAW, Abu
BAkar Ash Shidddiq, Utsman, Ali, Tholhah, Zubair, dan Sa’ad bin Abi Waqqas.
(HR. Muslim)
Gua Hira ini, yang berada di puncak
gunung, tidak disebutkan dalam riwayat bahwa nabi SAW kembali kepadanya setelah
turunya wahyu. Bahkan setelah fathu Mekkah (pembebasan kota Mekkah) dan ketika melaksanakan
haji, Beliau dan para Shahabat tidak pernah kembali ke gua Hira.
No comments:
Post a Comment