Pada pelaksanaan
Ibadah Haji, KBIH Al Manar selalu memilih pemberangkatan gelombang kedua. Pada tahun
2006 pun, calon jamaah haji KBIH Al Manar mendapat jadwal pemberangkatan
gelombang kedua. Dimana calon jamaah haji akan langsung diberangkatkan ke
Mekkah melalui Jedah. Sedangkan gelombang pertama, calon jamaah haji diberangkatkan
menuju kota Madinah.
Perbedaan mencolok
adalah penetapan miqatnya bagi calon haji yang melewati miqat Qarnul manazil.
KBIH Al Manar menganjurkan Jamaah hajinya untuk berniat ihram di pesawat,
setelah memakai kain ihram di asrama haji Bekasi. Walaupun ada sebagian ulama
menetapkan miqatnya itu di Jedah.
Biarkanlah perbedaan
tersebut berjalan dengan tetap menjaga silaturahmi. Masing-masing memiliki
dalil dan alasan yang jelas. Yang penting semuanya dalam rangka mendapatkan
ridlo Allah swt.
Pemondokan Jamaah Haji
KBIH al Manar berada di sekita daerah Syib Amir dengan kualitas maktab yang
baik. Jarak pemondokan dengan masjid haram tidak terlalu jauh. Para jamaah
masih bisa berjalan kaki menuju masjidil haram.
Penetapan kamar
berdasarkan kapasitas ruangan cukup teratur dan rapi, sehingga proses
pengangkutan koper jamaah haji KBIH AL Manar bisa lebih cepat. Hal ini
berpengaruh terhadap persiapan pelaksanaan Umroh. Dimana para jamaah bisa
istirahat dulu mengumpulkan tenaga agar bugar kembali setelah mengalami
perjalan pesawat yang sangat lama.
Pelaksanaan umroh
jamaah Al Manar di malam hari agar cuaca tidak panas dan tidak dipotong oleh
shalat wajib. Semua jamaah Al Manar Rancaekek mampu melaksankan semuanya.
Kegiatan menunggu
pelaksanaan haji adalah memperbanyak thawaf bagi yang kuat dan istirahat bagi
jamaah al Manar yang kondisinya lemah.
Pada tanggal 8 Dzul
Hijjah, Jamaah Haji KBIH Al Manar Rancaekek mulai berangkat ke Mina untuk mabit
di Mina, sesuai dengan ajuran Rasululllah agar bermabit di Mina pada haris
Tarwiyah.
Pada Pagi hari tanggal
9 Dzul Hijjah, bis yang akan mengangkut jamaah haji Al Manar ke Arafah agak
tersedat. Sehingga kekhawatiran mulai memuncak kalau siang hari tidak bisa
sampai ke Arafah.
Penulis menawarkan dua
opsi kepada jamaah haji Al Manar, yaitu mau nunggu bis walaupun ada rasa takut
kalau terlambat datang ke Arafah. Opsi kedua, Calon haji KBIH AL Manar
mengambil keputusan dengan berjalan kaki menuju Arafah. Ternyata mayoritas
memilih untuk berjalan kaki. Diperkirakan sekitar 12 kilo pada jamaah al Manar
Rancaekek berjalan kaki.
Ada peristiwa yang
harus disyukuri ketika tiba di Padang Arafah. Ternyata semua jamaah haji Indonesia
tidak mendapatkan makan sejak kemarin atau hari tarwiyah. Hal ini disebabkan
pengiriman catering makanan terlambat. Bagi Jamaah haji Al Manar Rancaekek,
rasa lapar tidak dialami karena kemarin telah makan dan minum di Mina.
Cuaca sangat dingin
ketika berada di Muzdlalifah. Jamaah Al Manar yang perempuan berada di tengah
lingkaran di lindungi bapak-bapak yang tidur mengelilingi jamaah haji
perempuan.
Ada peristiwa yang
memilukan di muzdlalifah, dimana para jamaah Inonesia yang masih memakai kain
ihram berebutan untuk mendapatkan nasi box. Kewajaran menurut penulis bagi
mereka karena mereka perut mereka lapar dan tidak mendapatkan akanan sejak
kemarin.
Pelaksanaan jumroh dan
thawaf ifadah serta penyembelihan hewan qurban cukup lancar dan kerjasama
anggota jamaah haji KBIH Al Manar sangat solid, sehingga rintangan dan gangguan
bisa teratasi dengan cepat dan penuh kesabaran.
Akhirnya, pelakanaan
haji tahun 2006 berjalan sesuai dengan rencana. Tidak dapat dipungkiri bahwa
dukungan jamaah haji yang telah melaksankan ibadah haji memiliki porsi yang
sangat kuat, terutama dalam memotivasi jamaah-jamaah al Manar yang lainnya.
Rasa syukur dan terima
kasih kepada semua jamaah haji Al Manar tahun 2006 yang telah bekerjasama dan
kompak mendukung dan membantu pembimbing.agar bebannya menajdi lebih ringan.
No comments:
Post a Comment