Wednesday, November 7, 2012

Hudaibiyah dan Baituridhwan

Hudaibiyah merupakan kota yang berada di sekitar 26 kilometer dari Masjidil Haram. Saat ini, kawasan tersebut juga dikenal sebagai daerah perbatasan Tanah Haram. Nama Hudaibiyah sebenarnya diambil dari nama telaga, yang juga dikenal dengan sebutan telaga Asy-Syumaisi.
Kawasan Hudaibiyah berkembang menjadi kawasan permukiman. Sepanjang jalan dari Makkah ke Hudaibiyah, akan terlihat peternakan onta dan domba. Pemerintah Arab Saudi sedang intensif mengembangkan daerah ini sebagai kawasan peternakan onta dan kibas (kambing).
Sekarang ini, Jamaah Haji Indonesia datang ke Hudaibiyah untuk melihat pemerahan susu unta sekaligus mencicipinya. Lokasi pemerahan berada di padang pasir. Para peternak, biasanya dari Sudan, memelihara  8-10 ekor unta, yang biasanya terdiri atas 7 ekor unta betina dan 4 anak unta. Para jamaah Haji bisa membeli susu perbotol ½ liter seharga 5 riyal.
Berdasarkan sejarah Islam, Hudaibiyah merupakan saksi sejarah penting bagi Islam. Hudaibiyah menjadi pintu masuk kecemerlangan kaum Muslimin dalam menaklukkan Kota Makkah (Fathul Makkah). Peristiwa yang terjadi di Hudabiyah antara lain:
1.      Baiat Ridwan
Baitu Ridwan adalah Sumpah ini diikrarkan pada sahabat Nabi di hadapan Rasulullah di bawah sebuah pohon di tepi telaga. Salah satu dahan pohonnya dipegangi oleh Ma’qil bin Yasir, sedangkan Umar Bin Khattab memegangi tangan Rasulullah. Bai’at ini tertulis dalam Alquran Surat Al Fath:
“Bahwasannya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah…” (QS Al Fath: 10)
“dan  Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon…” (QS Al Fath:18).
Bait ini terjadi karena Nabi SAW mendengar Usman Bin Affan yang diutus untuk berunding dengan kaum Quraisy, ditahan pihak Quraisy tidak bisa kembali ke rombongan. Kabar ini membuat para sahabat bersumpah untuk memerangi kaum kafir Quraisy sampai titik darah penghabisan. Sumpah tersebut membuat kaum Quraisy gentar dan melepaskan Usman, serta bersedia berunding sehingga Rasulullah dengan mengirim Suhail bin Amar. Kemudian Perjanjiannya dikenal dengan “perjanjian Hudaibiyah”.
Tempat tersebut dibangun masjid yang disebut Masjid Bai’ah Ar Ridhwan. Masjid ini terletak sekitar 2 kilometer dari pintu masuk Kota Makkah. Sekarang, masjid tersebut sudah tinggal puing, hanya menyisakan pondasi masjid. Namun di sampingnya, berdiri masjid baru bernama Masjid Asy-Syumaisi. 

2.      Perjanjian Hudaibiyah
PerjanjianHudaibiyah berlangsung pada bulan Dzulqaidah tahun 6 Hijriah saat umat Islam Madinah yang terdiri atas kaum Muhajirin dan Anshar berencana akan melakukan umrah di Baitullah.
Perjanjian tersebut antara Rasulullah dengan Quraisy yang diwakilli oleh Suhail bin amr. Isi perjanjianya antara lain:

  •       Kedua belah pihak mengadakan gencatan senjata selama sepuluh tahun—menurut pendapat sebagian besar penulis Sirah Nabi—atau dua tahun menurut Al-Waqidi.
  •       Barangsiapa dari golongan Quraisy menyeberang kepada Rasulullah tanpa seizin walinya, maka ia harus dikembalikan kepada mereka. Namun jika pengikut Muhammad SAW menyeberang kepada Quraisy, maka tidak akan dikembalikan.
  •       Kabilah Arab yang senang mengadakan persekutuan dengan Rasulullah, diperbolehkan. Demikian pula dengan pihak-pihak yang senang mengadakan persekutuan dengan Quraisy, juga diperbolehkan.
  •       kaum Muslimin bersedia menunda umrah ke Baitullah hingga tahun depan
  •       Pada saat umrah dilakukan, kaum Muslim hanya diizinkan membawa senjata yang biasa dibawa seorang musafir, yaitu sebatang tombak dan sebilah pedang yang disarungkan.
Nilai positi dari perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah SAW bisa melakukan dakwah dengan leluasa, bahkan menyampaikan pesan Islam pada Kaisar Romawi, Raja Habsyah (Ethiopia), Raja Mesir, dan Raja Parsi. Peristiwa ini disebut oleh Alquran dalam surat Al-Fath ayat 1 sampai 3.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu ke jalan yang lurus. Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kokoh (banyak).” (QS. Al-Fath 1-3).

No comments:

Post a Comment

Jamaah Haji Al Manar ke Jabal Magnet

Hari keempat di Madinah, Jamaah Haji KBIH AL Manar mengadakan Tour khusus ke Jabal Magnet, Kebun kurma dan Mushaf Al Qur’an. Program in...